GEMAERA.ID – Di era digital saat ini, literasi digital menjadi kemampuan yang sangat penting. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum memiliki kemampuan ini secara memadai. Rendahnya literasi digital membawa dampak negatif yang besar, terutama dalam hal penyebaran hoaks di media sosial
Meningkatnya Penyebaran Hoaks
Ketika literasi digital rendah, banyak orang tidak mampu membedakan informasi yang benar dan yang salah. Mereka cenderung membagikan berita yang belum diverifikasi karena tidak tahu cara mengecek fakta atau tidak peduli dengan sumber informasi. Akibatnya, hoaks menyebar dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari fakta itu sendiri.
Polarisasi dan Perpecahan Sosial
Hoaks sering kali dirancang untuk memecah belah masyarakat, baik secara politik, agama, maupun etnis. Ketika informasi palsu tersebar luas, masyarakat bisa terbelah menjadi kelompok-kelompok yang saling curiga dan bermusuhan. Polarisasi ini berbahaya karena dapat merusak kohesi sosial yang menjadi fondasi persatuan.
Terjadinya Kepanikan Publik
Informasi palsu yang menyangkut kesehatan, keamanan, atau bencana dapat memicu kepanikan massal. Misalnya, hoaks tentang vaksin membuat sebagian masyarakat menolak imunisasi, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan publik secara luas. Dalam situasi darurat, informasi keliru bisa menimbulkan kepanikan dan kekacauan yang tak perlu.
Kerugian Ekonomi dan Penipuan Digital
Rendahnya literasi digital membuat seseorang mudah tertipu secara online baik melalui investasi bodong, pinjaman online ilegal, maupun toko online palsu. Banyak korban mengalami kerugian finansial karena kurang waspada dan tidak memahami tanda-tanda penipuan digital. Ini bukan hanya persoalan individu, tetapi juga masalah keamanan ekonomi secara kolektif.
Kerusakan Reputasi dan Perundungan Daring
Hoaks yang menyerang individu atau kelompok bisa merusak reputasi seseorang, bahkan tanpa bukti. Orang yang menjadi korban sering mengalami cyberbullying, tekanan mental, hingga trauma. Dunia maya yang seharusnya menjadi ruang ekspresi, berubah menjadi tempat yang tidak aman bagi banyak orang.
Gangguan terhadap Demokrasi dan Pemilu
Selama masa kampanye politik, hoaks kerap digunakan sebagai senjata untuk menjatuhkan lawan. Ini merusak proses demokrasi dan membuat publik salah dalam mengambil keputusan, karena informasi yang mereka terima tidak akurat. Demokrasi yang sehat memerlukan warga yang terinformasi dengan baik, bukan yang dibanjiri kabar bohong.
Ketergantungan pada Informasi Instan
Rendahnya literasi digital sering disertai dengan kecanduan terhadap media sosial dan konsumsi informasi secara cepat tanpa analisis mendalam. Akibatnya, orang mudah termanipulasi oleh judul sensasional (clickbait) dan kurang menyelami kebenaran isi berita. Fenomena ini semakin memperkuat budaya informasi dangkal yang berbahaya dalam jangka panjang.
Rendahnya literasi digital memperbesar tantangan menghadapi hoaks di media sosial. Ini berdampak langsung pada keutuhan sosial, keamanan informasi, kesehatan mental, hingga stabilitas politik dan ekonomi. Oleh karena itu, meningkatkan literasi digital adalah kebutuhan mendesak di era digital saat ini. Edukasi, pengawasan media, dan kesadaran kolektif harus ditingkatkan agar masyarakat bisa lebih kritis, cerdas, dan bertanggung jawab di dunia mamaya.
Oleh: Misna J ( Mahasiswi-Pendidikan Agama Islam UIN PALOPO)