GEMAERA.ID, Palopo – Maraknya penggunaan game online di kalangan remaja terus menjadi perhatian berbagai pihak. Di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, sejumlah sekolah dan komunitas mulai gencar menggalakkan program literasi digital sebagai upaya preventif menghadapi dampak negatif dari kecanduan game daring.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palopo, Ir. Ahmad Yusuf, menjelaskan bahwa literasi digital sangat penting agar remaja tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga mampu mengelola waktu dan memahami batasan dalam bermain game.

“Kami melihat peningkatan kasus remaja yang mengalami gangguan sosial dan akademik akibat kecanduan game online. Literasi digital adalah kunci untuk membekali mereka agar bisa bersikap bijak dalam dunia digital,” ujarnya saat membuka kegiatan Workshop Digital Smart Generation di SMAN 3 Palopo.

Workshop yang diadakan pada Kamis (29/5) itu dihadiri oleh ratusan pelajar SMA dan SMP se-Kota Palopo. Mereka mendapatkan materi seputar etika digital, manajemen waktu di dunia maya, serta tips menggunakan teknologi untuk hal-hal produktif, seperti belajar dan berkreasi.

Salah satu peserta, Dhea (16), mengaku mulai menyadari pentingnya mengontrol waktu bermain game.

“Dulu saya bisa main sampai larut malam, kadang lupa belajar. Tapi setelah ikut pelatihan ini, saya jadi tahu cara mengatur waktu dan lebih bijak pakai HP,” katanya.

Selain sekolah, komunitas pemuda seperti Palopo Digital Society juga aktif dalam menyuarakan pentingnya literasi digital. Mereka rutin menggelar diskusi, kelas daring, dan konten edukatif di media sosial yang menyasar pelajar dan orang tua.

Ketua komunitas tersebut, Ardiansyah M. Nur, mengatakan bahwa edukasi tentang game online tidak harus melulu bersifat larangan.

“Kami tidak melarang anak-anak main game. Tapi yang perlu ditekankan adalah keseimbangan. Game bisa jadi hiburan, bahkan peluang karier, asalkan tidak berlebihan,” tuturnya.

Dengan semangat kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan komunitas, Kota Palopo berharap dapat membangun generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan digital.

Oleh: Andi Alim Samad (Mahasiswa- Pendidikan Agama Islam UIN PALOPO)