GEMAERA.ID, Luwu – Kebanggaan untuk Kabupaten Luwu kembali hadir dari dunia olahraga. Sertu Beni Sesean, prajurit TNI yang bertugas sebagai Babinsa Koramil 07/Walenrang Kodim 1403/PLP, akan mewakili Indonesia di ajang The 8th Karate-Do Gojukai Global Championships Japan 2025.
Kejuaraan dunia tersebut akan digelar di Chiba, Jepang, pada 4 hingga 13 Agustus 2025. Acara ini bakal diikuti oleh 25 negara dengan total 27 atlet dari Indonesia yang akan berlaga di berbagai kelas.
Salah satu atlet yang dipercaya membawa bendera Merah Putih adalah Sertu Beni, yang berasal dari Desa Se’pon, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu. Ia akan turun di nomor Kumite -84 kg kategori usia di atas 40 tahun (U40).
“Saya sangat bersyukur bisa dipercaya mewakili Indonesia. Ini kesempatan besar, bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk membawa nama baik Luwu dan TNI,” ujar Beni kepada Gemaera.id, Jumat (1/8/2025).
Meski aktif menjalankan tugas sebagai Babinsa, Beni tetap menjalani latihan rutin demi menjaga kondisi dan meningkatkan performa jelang keberangkatan. Ia mengaku fokus memperkuat stamina dan teknik bertanding.
“Latihan tetap saya jalani, walau di sela-sela tugas. Saya ingin tampil maksimal dan semoga bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” tambahnya.
Tak hanya Sertu Beni, satu lagi atlet asal Kabupaten Luwu, Hilda, juga masuk dalam skuad timnas karate Indonesia. Ia dijadwalkan berlaga di nomor Kata Beregu Putri kategori U21.
Keikutsertaan dua atlet asal Luwu di ajang dunia ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat. Mereka membuktikan bahwa potensi olahraga dari daerah mampu bersaing di tingkat internasional.
Adapun pelepasan resmi kontingen Indonesia dilakukan oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin pada Jumat, 1 Agustus 2025 di Aula Lantai 11 Gedung Utama Kejaksaan Agung.
Selaku Ketua Dewan Pembina PB Karate-Do Gojukai Indonesia, Jaksa Agung memberikan pesan-pesan penting kepada seluruh atlet.
Ia menekankan bahwa kejuaraan karate ini bukan sekadar kompetisi fisik, melainkan juga ujian kedisiplinan, ketangguhan mental, pengendalian diri, dan kehormatan pribadi.
“Setiap langkah, tendangan, dan teknik yang dipertunjukan mencerminkan dedikasi atlet yang berjuang bukan hanya untuk kemenangan individual, tetapi juga demi kebanggaan bangsa,” ujarnya.
Jaksa Agung juga mengingatkan bahwa Jepang akan menjadi panggung ujian sesungguhnya bagi para atlet terpilih.
“Jangan takut gagal, takutlah jika kalian tidak berjuang sepenuh hati. Juara dan medali hanyalah bonus; pengabdian, sportivitas, dan kehormatan adalah kemenangan sejati,” tegas Jaksa Agung.
Ia mengajak seluruh atlet untuk bertanding dengan hati yang bersih, semangat yang menyala, serta menjaga nama baik bangsa di mata dunia. Sportivitas dan rasa hormat terhadap seluruh kontingen dari negara lain juga harus dijunjung tinggi.(*)